Contoh Tesis~Komunikasi Antar Budaya Dalam Keluarga Kawin Campur Jawa-Cina Di Surakarta
Latar Belakang Masalah
Komunikasi antarbudaya adalah sebuah situasi yang terjadi bila pengirim pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu budaya yang lain. Situasi ini tidak dapat dihindarkan, karena sebetulnya, setiap kali seseorang melakukan komunikasi dengan orang lain mengandung potensi komunikasi antarbudaya. Hal ini dikarenakan setiap orang selalu berbeda budaya dengan orang lain, sekecil apa pun perbedaan tersebut.
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya dapat menjadi salah satu penentu tujuan hidup yang berbeda pula. Cara setiap orang berkomunikasi sangat bergantung pada budayanya; bahasa, aturan dan norma masing-masing. Budaya memiliki tanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang. Konsekuensinya, perbendaharaan-perbendaharaan yang dimiliki dua orang yang berbeda budaya akan berbeda pula, hal ini dapat menimbulkan berbagai macam kesulitan.
Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang tersebut di atas, terdapat beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji lebih dalam:
- Bagaimana komunikasi antarbudaya dalam keluarga kawin campur?
- Bagaimana latar belakang personal pasangan kawin campur?
- Bagaimana nilai sosial dan nilai budaya dalam keluarga kawin campur?
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk:
- Menganalisa komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam keluarga kawin campur Cina-Jawa.
- Menganalisa latar belakang personal setiap individu yang menjadi pasangan dalam perkawinan campur Cina-Jawa.
- Menganalisa nilai sosial dan nilai budaya dalam sebuah keluarga kawin campur.
Kesimpulan
Masyarakat manapun cenderung mempunyai stereotip tentang masyarakat lainnya. Meskipun berbagai kelompok budaya semakin sering berinteraksi, bahkan dengan bahasa yang sama sekalipun, tidak berarti komunikasi akan berjalan mulus atau, bahwa dengan sendirinya akan tercipta saling pengertian, karena antara lain, sebagian di antara masyarakat masih memiliki prasangka terhadap kelompok budaya lain dan enggan bergaul dengan kelompok tersebut. Kondisi tersebut tampak jika diuraikan dalam pokok-pokok analisis konsensus, kesalahpahaman/kesamaan, penyesuaian dan kontradiksi. Terlepas dari seberapa dekat hubungan antara keluarga satu dengan keluarga lain, ternyata bahwa stereotip sangat mengakar, terutama stereotip terhadap etnis Jawa oleh etnis Cina. Prasangka terhadap etnis Jawa lebih kuat, label-label negatif mempengaruhi bagaimana etnis Cina memandang etnis Jawa. Label-label negatif tersebut lebih banyak dihubungkan dengan nilai perkawinan dan etos kerja.
Dalam hal ini, nilai perkawinan lebih banyak dikaitkan dengan keberlangsungan keturunan yang dihasilkan oleh perkawinan tersebut tidak lagi murni memiliki ciri dan sifat etnis Cina secara murni. Sedangkan etos kerja, dikaitkan dengan semangat kerja keras yang kurang dimiliki oleh etnis Jawa. Sehingga dalam perjalanan perkawinan kemungkinan besar peningkatan. Komponen budaya yang paling dominan adalah kepercayaan, nilai dan norma. Ketiga hal tersebut seringkali tanpa sadar telah menjadi suatu bentuk budaya yang diwariskan oleh leluhur, dan menjadi sebuah ekspektasi dari akar budaya yang diharapkan dapat terus diturunkan pada generasi selanjutnya.
Artikel Yang Terkait:
- Simbol-Simbol Sosial Kebudayaan Jawa, Hindu Dan Islam
- Spirit Sosial Budaya Patung Monumen Slamet Riyadi
Leave a Reply